Senin, 08 Maret 2010

“Cengkareng–Makassar” Catatan Perjalanan

Karena suatu keperluan mendadak (Kakek masuk ICU), Rabu Subuh (24 Feb 010) saya berangkat dari Bogor menuju Cengkareng via Bus Damri tanpa berbekal tiket. Everything its Ok, sampai tiba di bandara....

Turun di terminal 1A menuju loket Lion Air, Oh my God tiket Jakarta-Makassar jam 08.35 full, yang jam 11.55 harga di atas sejutaan……Huhh dasar singa, harganya galak benerrr…Apalagi buat mahasiswa yang beasiswanya sudah 2 bulan macet hehe…

What the next….
Tenang….tenang….kita pikirkan strategi selanjutnya!!!???
Tiba-tiba sepasang mata nanar menatapku penuh curiga…lalu berusaha mendekat…Waspada….., ada apa gerangan….

Ohh, ternyata beliau seorang calo. Rupanya ia membaca gelagatku yang kebingungan tak mendapatkan tiket.
Dia tanya, ke mana mas??? Pikirku, saya tak punya sanak saudara di sini, hanya dia seorang yang begitu care padaku dan bisa menjadi tempatku berbagi…hihi…

Dengan penuh kelembutan ia lalu menawariku tiket Lion Jam 08.35. Maka dengan penuh semangat saya menyambutnya, harganya berapa Pak? Ia lalu menelepon…hah.. ternyata full, adanya jam 11.55 harganya di atas sejutaan…Wah payah nih calo, ga ada info update-nya, kemampuannya tuk mendapatkan tiket tak jauh beda denganku…..

Kutinggalkan ia, berjalan ke arah terminal 1b, datanglah calo lain menghampiri. Kali ini saya lebih rileks menghadapinya..Begitu kuberitahu hendak menuju Makassar dengan pesawat paling awal yang bisa didapat, maka iapun sibuk nelepon kiri kanan (entah nelpon beneran atau cuma pura-pura sibuk). Terus ia menawariku Batavia Jam 10.30, harga 750 ribu, kubilang mahal, lalu diturunkan jadi 700 ribu, tetap kutolak. Sembari dalam hati, nah ini dia, berarti di Batavia ada seat. Maka segera kuakhiri negosiasi dan bergegas ke counter Batavia. Syukur Alhamdulillah, ada tiket seharga 547 ribu jam 10.30. Nah ini namanya tiket dengan harga yang “ramah lingkungan”. Rupanya Pak Calo mengincar keununtungan 150-200 ribu dariku…hmmm lumayan juga ya…

Maafkan diriku Bapak Calo. Bapak mungkin memandangku sebagai objek buat meraup untung, tapi kali ini aku memandang Bapak sebagai sumber daya yang bisa dimanfaatkan. Padahal sebelum-sebelumnya aku selalu menganggap calo-calo seperti ini sebagai pengangguran tidak kentara. Rupanya itu semata karena ketidakmampuanku melihat sisi positif yang bisa dimanfaatkan dari beliau, yaitu “mencari informasi tanpa perlu repot nanya or telepon hehe…” So mari kita mendukung existensi beliau2 dan memanfaatkan jasanya dengan seoptimal mungkin….

Kini, aku berada di perut pesawat ini. Di sisi kananku seorang Ibu. Ia menegurku ketika menyalakan MP4, katanya “ga boleh” sebab akan mengganggu navigasi. Kubilang tidak apa-apa. Saya cukup yakin, karena dalam beberapa kali perjalanan sebelumnya, saya selalu mengkonfirmasi ke pramugari sebelum mengaktifkannya (sekalian silaturahmi dengan awak pesawat hehe..). Tapi si ibu tetap ngotot kalo itu ga boleh. Yah sudahlah, demi menyenangkan si ibu tanpa harus mengorbankan kesenanganku, maka kupanggil pramugari, memastikan sekali lagi, sekalian bermaksud memperdengarkan ke si ibu jawaban mbak pramugari. Dengan senyum manis dan ramah si mba pramugari mengangguk tanda boleh menyalakan MP4, sembari mengingatkan agar mematikannya jelang landing….Okelah kalo begitu…
Kupikir ini akan menyenangkan si ibu, eh taunya, ia tak pernah lagi menegurku, bahkan beberapa kali kusodori roti pembagian pramugari, ia tak menggubrisnya. Ah si ibu rupanya kurang berkenan aku putar music (dugaanku doang).

Ah sudahlah Bu…kita kan tetanggaan Cuma 2 jam , apa salahnya jika kita bisa lebih rukun sebagai tetangga….

PENUTUP

Meskipun tulisan ini tanpa pembukaan, toh tak ada salahnya pake penutup…. Isinya kira-kira begini:

Sesuatu terkadang tampak tidak bermanfaat semata bukan dikarenakan ia memang tidak memiliki
fungsi, tetapi terkadang lebih karena kita tak bisa melihat sisi positifnya yang bisa dimanfaatkan …
kayak P Calo itu …..begitu kaleeee…

Maksud baik tidak selalu bisa diterima dengan baik, bahkan meskipun itu dilakukan dengan baik, apalagi
jika dilakukan dengan anarkis kayak pendemo itu….lho apa hubungannya????
Begitulah.....